16 November 2012

NABI-NABI PALSU (PART 4)

By. Pdt. Budi Asali, M. Div

Bahan PA GKIN “REVIVAL” (4 April 2012)


II)  CIRI-CIRI DARI NABI PALSU / PENGAJAR SESAT.


1)   Buah yang tidak baik. (Baca di part 1)
2)   Nubuat yang meleset. (Baca di part 2)
3)   Pengajaran yang sesat. (Baca di part 3)

a)      Dasar kepercayaan / ajaran / prakteknya. (Baca di part 3)
b)   Isi ajarannya.

1.  Dari Ul 13:1-3 di atas terlihat bahwa adalah mungkin seseorang bisa melakukan tanda / mujijat, tetapi ajarannya sesat.
2.   Kesesatan hampir selalu berurusan dengan hal-hal doktrinal.
3.   Ajaran sesat tidak selalu harus diwujudkan dengan adanya sesuatu ajaran yang negatif / salah, tetapi bisa dengan absennya ajaran yang penting dari seluruh ajaran ‘hamba Tuhan’ itu.

Illustrasi: kalau saya mau membunuh seseorang dengan menggunakan makanan, saya bisa menggunakan 2 cara. Cara pertama, saya beri ia makan bercampur racun. Hadirnya / adanya sesuatu yang negatif (racun) akan membunuh orang itu. Tetapi saya bisa menggunakan cara lain, yaitu dengan memberikan makanan yang sebetulnya tidak membahayakan, tetapi secara terus menerus menahan / tidak memberikan makanan penting yang yang dibutuhkan orang itu. Misalnya, saya beri air dan nasi saja terus menerus. Orang itu membutuhkan daging / protein, sayur, buah-buahan, dsb, tetapi semua itu tidak saya berikan. Maka lambat tetapi pasti, kesehatan orang itu akan turun, dan akhirnya mati.

Ada banyak gereja yang ‘membunuh’ jemaatnya dengan cara seperti ini. Mereka hanya mengajar moral dan etika. Tak ada yang salah dengan ajaran-ajaran ini. Mereka mengajar harus kasih, rendah hati, jujur, hormat orang tua dan sebagainya. Tetapi karena mereka terus menerus mengajarkan hal-hal ini, dan tidak pernah mengajarkan hal-hal yang bersifat doktrin, dan juga tidak pernah memberitakan Injil kepada jemaatnya, maka jemaat tidak akan tahu bahwa mereka membutuhkan Yesus sebagai Juruselamat, dan mereka tidak akan percaya kepadaNya. Ini akhirnya menyebabkan jemaat itu masuk neraka! Yang seperti ini, banyak terdapat dalam gereja-gereja Protestan dan Katolik.

4.   Ajaran sesat bisa muncul dalam bentuk Injil yang diselewengkan.

a.  Social Gospel (= Injil sosial), dimana ‘penginjilan’ dilakukan dengan memberikan bantuan sosial, bukan dengan memberitakan Injil. Ini banyak terdapat dalam gereja-gereja Protestan yang liberal, dan mungkin juga Katolik. Mereka mempunyai komisi / departemen Pekabaran Injil, tetapi apa yang dilakukan oleh komisi / departemen Pekabaran Injil tersebut hanyalah mendatangi panti asuhan, tempat yang terkena bencana alam, dsb, dimana mereka lalu membagi-bagikan uang, makanan, pakaian, dan lalu pulang. Perlu diingat bahwa fungsi gereja bukanlah menjadi semacam sinterklaas, tetapi sebagai pemberita Injil / Firman Tuhan! Juga perlu diingat bahwa orang-orang yang dilayani dengan pelayanan seperti itu, sekalipun mereka merasa senang karena mendapatkan pertolongan yang bersifat jasmani dan sementara, tetapi pada akhirnya tetap akan masuk ke neraka, karena tidak percaya kepada Kristus, yang tidak pernah diberitakan kepada mereka!

b.  Yesus ditekankan sebagai dokter, pelaku mujijat, pemberi berkat, tetapi tidak sebagai Juruselamat dan Tuhan. Ini banyak terdapat dalam gereja Pentakosta / Kharismatik. Ingat bahwa kalau yang kurang penting terlalu ditekankan, maka yang terpenting akan diabaikan.

Illustrasi: round girl yang cantik akan menyebabkan orang yang menonton tinju tidak tahu ronde ke berapa yang sedang berlangsung. Mereka melihat gadis itu, bukan papan ronde yang dibawanya.

5.   Kesalahan ajarannya bisa berupa suatu ajaran yang menyenangkan orang, ajaran yang tidak menegur dosa, ajaran yang terus menerus memberitakan yang enak-enak saja.

Ingat bahwa nabi asli juga memberitakan hal-hal yang enak, misalnya kalau percaya Yesus dosa diampuni, kalau percaya Yesus bisa dapat damai dan sukacita, dan sebagainya. Jadi, yang salah bukanlah memberitakan hal-hal yang enak, tetapi memberitakan hal-hal yang enak terus menerus. Dengan kata lain, mereka takut memberitakan hal yang sekalipun benar dan penting, tetapi tidak enak didengar telinga.

2Taw 18:12 - “Suruhan yang pergi memanggil Mikha itu berkata kepadanya: ‘Ketahuilah, nabi-nabi itu sudah sepakat meramalkan yang baik bagi raja, hendaklah engkau juga berbicara seperti salah seorang dari pada mereka dan meramalkan yang baik.’”.

Yer 8:11 - “Mereka mengobati luka puteri umatKu dengan memandangnya ringan, katanya: Damai sejahtera! Damai sejahtera!, tetapi tidak ada damai sejahtera.

Yer 23:16-17 - “(16) Beginilah firman TUHAN semesta alam: ‘Janganlah dengarkan perkataan para nabi yang bernubuat kepada kamu! Mereka hanya memberi harapan yang sia-sia kepadamu, dan hanya mengungkapkan penglihatan rekaan hatinya sendiri, bukan apa yang datang dari mulut TUHAN; (17) mereka selalu berkata kepada orang-orang yang menista firman TUHAN: Kamu akan selamat! dan kepada setiap orang yang mengikuti kedegilan hatinya mereka berkata: Malapetaka tidak akan menimpa kamu!’”.

2Tim 4:3-4 - “(3) Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. (4) Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng”.

1Yoh 4:5 - “Mereka berasal dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang hal-hal duniawi dan dunia mendengarkan mereka”.

Mengapa nabi-nabi palsu ini mengajarkan apa yang enak didengar telinga? Karena ingat bahwa mereka bukan mencari kemuliaan Tuhan. Mereka mata duitan. Jadi, mereka pikir, kalau mereka mengajar secara keras, tidak enak didengar telinga, maka jemaat mereka akan pindah ke gereja lain, dan mereka kehilangan persembahan dari jemaat tersebut. Karena itu, mereka memilih untuk berbicara tentang hal-hal yang enak kedengaran telinga. Mereka tidak menegur dosa, menyuruh orang bertobat, memikul salib / menderita bagi Kristus, dan sebagainya. Atau mereka menegur dosa, tetapi lalu menjadikan setan sebagai kambing hitam, dengan mengatakan bahwa jemaat berdosa karena adanya roh dusta, roh zinah, roh sombong dan sebagainya. Pendeta-pendeta seperti ini mungkin akan terus menerus memberitakan kasih Allah, berkat-berkat dari Tuhan dan sebagainya. Kepada orang yang sakit mereka menjanjikan kesembuhan, kepada orang-orang yang miskin mereka menjanjikan kekayaan, kepada orang yang punya problem mereka menjanjikan pembebasan / pertolongan dari Tuhan, dan sebagainya.

Bagaimana kalau nabi asli? Sekalipun nabi asli juga kadang-kadang memberitakan hal-hal yang enak, tetapi pada saat dibutuhkan, seorang nabi asli harus mau dan berani dan tanpa segan-segan memberitakan hal-hal yang tidak enak didengar telinga. Ia tidak akan peduli apakah orang-orang akan senang atau marah pada waktu mendengar apa yang ia beritakan. Ia memberitakan untuk menyenangkan Tuhan, bukan untuk menyenangkan manusia.

Gal 1:10 - “Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.

2Kor 2:14-17 - “(14) Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenanganNya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana. (15) Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa. (16) Bagi yang terakhir kami adalah bau kematian yang mematikan dan bagi yang pertama bau kehidupan yang menghidupkan. Tetapi siapakah yang sanggup menunaikan tugas yang demikian? (17) Sebab kami tidak sama dengan banyak orang lain yang mencari keuntungan dari firman Allah. Sebaliknya dalam Kristus kami berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas perintah Allah dan di hadapanNya.

2Kor 7:8-9 - “(8) Jadi meskipun aku telah menyedihkan hatimu dengan suratku itu, namun aku tidak menyesalkannya. Memang pernah aku menyesalkannya, karena aku lihat, bahwa surat itu menyedihkan hatimu - kendatipun untuk seketika saja lamanya-, (9) namun sekarang aku bersukacita, bukan karena kamu telah berdukacita, melainkan karena dukacitamu membuat kamu bertobat. Sebab dukacitamu itu adalah menurut kehendak Allah, sehingga kamu sedikitpun tidak dirugikan oleh karena kami”.

1Kor 1:22-23 - “(22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, (23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan”.

1Raja 22:13-14 - “(13) Suruhan yang pergi memanggil Mikha itu, berkata kepadanya: ‘Ketahuilah, nabi-nabi itu sudah sepakat meramalkan yang baik bagi raja, hendaklah engkau juga berbicara seperti salah seorang dari pada mereka dan meramalkan yang baik.’ (14) Tetapi Mikha menjawab: ‘Demi TUHAN yang hidup, sesungguhnya, apa yang akan difirmankan TUHAN kepadaku, itulah yang akan kukatakan.’”.

Celakanya, banyak orang lebih menyenangi nabi-nabi palsu ini karena berita yang enak-enak yang terus menerus mereka beritakan. Dan sebaliknya, mereka menolak nabi-nabi asli yang sering memberitakan hal-hal yang tidak enak didengar telinga itu!

Yes 30:9-11 - “(9) Sebab mereka itu suatu bangsa pemberontak, anak-anak yang suka bohong anak-anak yang enggan mendengar akan pengajaran TUHAN; (10) yang mengatakan kepada para tukang tilik: ‘Jangan menilik,’ dan kepada para pelihat: ‘Janganlah lihat bagi kami hal-hal yang benar, tetapi katakanlah kepada kami hal-hal yang manis, lihatlah bagi kami hal-hal yang semu, (11) menyisihlah dari jalan dan ambillah jalan lain, janganlah susahi kami dengan Yang Mahakudus, Allah Israel.’”.

Dan Paulus menubuatkan bahwa menjelang akhir jaman makin banyak orang yang menyenangi nabi-nabi palsu yang seperti ini, dan yang menolak nabi-nabi asli!

2Tim 4:3-4 - “(3) Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. (4) Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng”.

Nubuat ini pasti akan digenapi, dan bahkan sudah digenapi. Tetapi usahakanlah supaya jangan saudara yang menggenapinya!

Nabi-nabi asli bukan hanya ditolak pemberitaan Firman Tuhannya, tetapi dalam kasus ia berhadapan dengan orang gede / orang banyak, bisa saja ia dianiaya, dipenjarakan, dimusuhi, dan bahkan dibunuh!

1Raja 22:7-8,18 - “(7) Tetapi Yosafat bertanya: ‘Tidak adakah lagi di sini seorang nabi TUHAN, supaya dengan perantaraannya kita dapat meminta petunjuk?’ (8) Jawab raja Israel kepada Yosafat: ‘Masih ada seorang lagi yang dengan perantaraannya dapat diminta petunjuk TUHAN. Tetapi aku membenci dia, sebab tidak pernah ia menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan malapetaka. Orang itu ialah Mikha bin Yimla.’ Kata Yosafat: ‘Janganlah raja berkata demikian.’ ... (18) Kemudian raja Israel berkata kepada Yosafat: ‘Bukankah telah kukatakan kepadamu: Tidak pernah ia menubuatkan yang baik tentang aku, melainkan hanya malapetaka?’”.

Pulpit Commentary: ‘Aku membencinya’. Siapa yang dibenci oleh Ahab? Mikha, nabi yang setia dari Tuhan. ... Mengapa Ahab membenci Mikha? ‘Sebab tidak pernah ia menubuat-kan yang baik tentang aku, melainkan malapetaka’. Karena ia tidak memalsukan kebenaran Allah untuk menjilat aku. Karena ia tidak melakukan permainan setan untuk menyenangkan aku, seperti yang dilakukan oleh 400 orang ini) - hal 547.

Bandingkan dengan Pdt. Bambang Noorsena yang selalu membanggakan dirinya karena katanya ia diterima oleh orang-orang / tokoh-tokoh Islam. Saya hampir yakin bahwa andaikata ia hidup dan melayani pada jaman Ahab, ia juga akan diterima oleh Ahab! Ini bukanlah sesuatu yang membanggakan, tetapi menyedihkan!

Bdk. Luk 6:22,23,26 - “(22) Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat. (23) Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi. ... (26) Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu.’”.

Kalau saudara membandingkan ajaran yang enak didengar telinga dengan ajaran yang tidak enak didengar telinga, maka ingat bahwa apa yang enak didengar belum tentu lebih bermanfaat dari pada yang tidak enak didengar telinga.

Contoh: saudara sakit dan pergi ke dokter. Dokter A memeriksa saudara, dan mendapati bahwa saudara terkena kanker. Ia lalu berkata dengan jujur dan kasar: ‘Kamu kena kanker, kalau tidak segera dioperasi, kamu akan mati’. Kata-kata ini sangat tidak enak, dan saudara lalu pergi ke dokter B untuk memeriksakan diri saudara. Dokter B juga mendapati saudara kena kanker dan sebetulnya memang harus dioperasi. Tetapi ia ingin menyenangkan saudara, dan tidak mau saudara terlalu banyak kepikiran tentang hal itu. Ia lalu berkata: ‘Tidak apa-apa, istirahat saja dan kamu akan sembuh’. Kata-kata ini menyenangkan anda karena enak didengar telinga.

Sekarang, yang mana yang lebih benar dan bermanfaat?

III) APA YANG HARUS KITA LAKUKAN?


1)   Percayalah kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat saudara.

Kalau saudara adalah orang kristen yang sejati yang maka Tuhan menganggap saudara sebagai dombaNya, dan saudara akan dibimbingNya / dijaganya terhadap serigala-serigala / nabi-nabi palsu itu (Maz 23:1-4  Yoh 10:1-18,26-30). Kalau saudara hanya orang kristen KTP / kambing-kambing, tak ada jaminan apapun bahwa Dia akan membimbing saudara. Dia gembala domba, bukan gembala kambing!

2)   Saudara harus betul-betul mempunyai kerinduan terhadap kebenaran / Firman Tuhan dan banyak berdoa supaya Tuhan membimbing saudara untuk mengerti Firman Tuhan dengan benar.

Mat 5:6 - “Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan”.

Memang ‘kebenaran’ di sini bukan menunjuk pada Firman Tuhan, tetapi pada kebenaran moral / kesucian. Tetapi ini tidak mungkin didapat tanpa Firman Tuhan, karena Tuhan menguduskan anak-anakNya menggunakan Firman Tuhan (Yoh 15:3  Yoh 17:17  Maz 119:9). Jadi, orang yang merindukan pengudusan diri, juga harus rindu Firman Tuhan. Dan kalau saudara merindukan hal-hal ini, maka Mat 5:6 itu menjamin bahwa saudara akan dipuaskan!

3)   Saudara harus meninggikan otoritas dari Kitab Suci / Firman Tuhan.

Siapapun yang mengajar tanpa dasar Kitab Suci, apalagi bertentangan dengan Kitab Suci, jangan saudara hiraukan. Sebaliknya, siapapun mengajar berdasarkan / sesuai dengan Kitab Suci / Firman Tuhan, harus saudara perhatikan.

Selalulah membandingkan ajaran setiap pengajar dengan Firman Tuhan.

Kis 17:11 - “Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya (seharusnya: ‘lebih mulia’) dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka men yelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian.

Perhatikan bahwa yang memberitakan Firman Tuhan di sini adalah rasul Paulus, tetapi orang-orang Yahudi di Berea itu tetap memeriksa ajaran Paulus dengan Firman Tuhan. Ini menyebabkan mereka dipuji.

Kitab Suci / Firman Tuhan harus lebih diutamakan dari apapun / siapapun, apakah itu hukum pemerintah, hukum adat, tradisi / kebudayaan, ‘ilmu pengetahuan’, aliran gereja, kata-kata pendeta, dan sebagainya.


-o0o-




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda dan jangan lupa mencantumkan nama dan kota.propinsi tempat anda berdomisili. Misalnya : Yutmen (Jogja)