13 April 2012

PERCAYA SEKALIPUN TIDAK MELIHAT

By. Pdt. Budi Asali, M. Div.

Yoh 20:24-29 - “(24) Tetapi Tomas, seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang ke situ. (25) Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: ‘Kami telah melihat Tuhan!’ Tetapi Tomas berkata kepada mereka: ‘Sebelum aku melihat bekas paku pada tanganNya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambungNya, sekali-kali aku tidak akan percaya.’ (26) Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: ‘Damai sejahtera bagi kamu!’ (27) Kemudian Ia berkata kepada Tomas: ‘Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tanganKu, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambungKu dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.’ (28) Tomas menjawab Dia: ‘Ya Tuhanku dan Allahku!’ (29) Kata Yesus kepadanya: ‘Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.’”.

I) Mengapa orang sukar percaya pada kebangkitan?

1) Karena setan bekerja.

Setan selalu bekerja pada saat manusia mendengar suatu kebenaran rohani.

Ada suatu fakta yang sangat penting untuk diperhatikan, yaitu bahwa pada waktu seseorang mendengar sesuatu dari surat kabar, majalah, TV, bahkan iklan dan gossip, ia dengan mudah percaya, tanpa meminta bukti. Tetapi kalau seseorang mendengar firman Tuhan, maka seringkali ia tidak mau percaya sebelum ada buktinya! Mengapa? Jelas karena dalam kasus pertama, ia mendengar sesuatu yang bersifat jasmani / duniawi, sehingga setan tidak merasa perlu untuk bekerja. Tetapi dalam kasus kedua, ia mendengar suatu kebenaran rohani sehingga setan merasa perlu untuk bekerja supaya orang itu tidak percaya!

Percaya pada kebangkitan orang mati adalah sesuatu yang penting, karena kalau orang menganggap bahwa tidak ada kehidupan setelah kematian, maka ia pasti akan hidup semaunya sendiri.

Bdk. 1Kor 15:32b - “Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka ‘marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati’”.

Kepercayaan pada kebangkitan Yesus dari antara orang mati, lebih-lebih merupakan sesuatu yang sangat vital untuk keselamatan kita. Ini terlihat dari Ro 10:9-10 yang berbunyi: “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan”.

Itu sebabnya dalam pemberitaan Injil, selain menekankan kematian Kristus untuk dosa-dosa kita, Paulus juga menekankan kebangkitan Kristus dari antara orang mati. Ini terlihat dari 1Kor 15:3-4 yang berbunyi: “Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci”.

Karena itu jelaslah bahwa pada waktu seseorang mendengar Firman Tuhan, baik tentang kebangkitan orang mati maupun tentang kebangkitan Kristus, setan pasti akan bekerja mati-matian untuk membuat orang itu tidak percaya.

2) Hal itu dianggap tidak rasionil / tidak masuk akal.

Ini biasanya merupakan anggapan dari orang-orang yang membanggakan rasionya / kepandaiannya. Tetapi, kalau mereka sampai pada kesimpulan seperti itu, saya berpendapat bahwa itu menunjukkan kalau sebetulnya mereka justru kurang tajam / kurang teliti dalam menganalisa. Mengapa?

a) Jelas sekali bahwa dalam menganalisa persoalan kebangkitan, mereka tidak memperhitungkan kuasa Allah yang tidak terbatas!

Kalau mereka memperhitungkan kemahakuasaan Allah, maka jelaslah bahwa mereka tidak akan menyimpulkan bahwa kebangkitan adalah sesuatu yang tidak masuk akal.

Bandingkan dengan Kis 26:8 dimana Rasul Paulus berkata: “Mengapa kamu menganggap mustahil, bahwa Allah membangkitkan orang mati?”. Juga bandingkan dengan Luk 1:37 - “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.’”.

b) Sebetulnya kelahiran seseorang ke dalam dunia, adalah suatu peristiwa yang lebih ajaib, dan lebih ‘tidak masuk akal’, dibandingkan dengan peristiwa kebangkitan. Kelahiran adalah suatu peristiwa dimana seseorang yang tadinya tidak ada, lalu menjadi ada. Ini jelas lebih ajaib / lebih tidak mungkin / lebih sukar dari peristiwa kebangkitan, dimana seseorang yang tadinya sudah ada, lalu menjadi ada lagi! Tetapi anehnya, semua orang percaya pada kelahiran, tetapi tidak percaya pada kebangkitan!

3) Ketidakpercayaan pada Firman Tuhan, dan tidak adanya pekerjaan Roh Kudus dalam diri mereka.

Orang yang betul-betul percaya pada Firman Tuhan, pasti tidak akan sukar untuk mempercayai kebangkitan. Tetapi manusia, yang condong kepada dosa, tidak mungkin bisa percaya pada Firman Tuhan maupun kebangkitan kalau Roh Kudus tidak bekerja dalam dirinya dan memberikan iman kepadanya.

II) Mengapa Tomas tak percaya kebangkitan Yesus?

Selain ketiga alasan di atas, ada juga alasan-alasan lain:

1) Karena Tomas tidak hadir bersama murid-murid yang lain, ketika Yesus menampakkan diri kepada mereka (ay 24 bdk. ay 19-23).

Mungkin kesedihan karena kematian Yesus menyebabkan Tomas menyendiri. Hal ini sebetulnya tidak salah. Salahnya adalah bahwa ia melakukan hal itu secara kelewat batas, sehingga ia sama sekali tidak bersekutu dengan saudara-saudara seimannya. Membolosnya Tomas dari persekutuan / kebaktian ini menyebabkan Tomas tidak menerima berkat dan sukacita yang diterima oleh murid-murid lain, karena penampakan Yesus yang terjadi pada saat itu!

Matthew Henry: “by his absence he missed the satisfaction of seeing his Master risen, and of sharing with the disciples in their joy upon that occasion. Note, Those know not what they lose who carelessly absent themselves from the stated solemn assemblies of Christians” (= karena absennya ia tidak mendapatkan kepuasan dari melihat Tuannya bangkit, dan tidak ikut ambil bagian dengan murid-murid dalam sukacita mereka pada peristiwa itu. Perhatikan, Mereka tidak tahu mereka kehilangan apa pada waktu mereka secara ceroboh absen dari perkumpulan khidmat yang ditetapkan dari orang-orang Kristen).

Penerapan: Saudara tidak akan pernah tahu berapa banyak sukacita dan berkat Tuhan yang gagal saudara terima karena saudara membolos dari Kebaktian maupun Pemahaman Alkitab! Karena itu jangan membolos!

2) Tomas adalah seorang skeptis (seorang yang selalu ragu-ragu dan tidak gampang percaya), dan juga secara alamiah adalah seorang pesimis (selalu meninjau masa depan secara negatif).

Ini terlihat dalam Yoh 11:16, dan terlihat lagi di sini!

a) Murid-murid yang lain, yang jumlahnya adalah 10 orang, bercerita kepada Tomas bahwa mereka telah melihat Yesus (ay 25a).

Ay 25a: “Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: ‘Kami telah melihat Tuhan!’”.

b) Tetapi Tomas tetap tidak percaya (ay 25b).

Ay 25b: “Tetapi Tomas berkata kepada mereka: ‘Sebelum aku melihat bekas paku pada tanganNya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambungNya, sekali-kali aku tidak akan percaya.’”.

Ada beberapa hal yang bisa kita dapatkan dari kata-kata Tomas dalam ay 25b itu:

1. Ada sesuatu yang bagus dalam sikap / kata-kata Tomas ini, yaitu bahwa ia jujur / tidak munafik tentang ketidak-percayaannya. Ia tidak berpura-pura untuk percaya, sekalipun 10 murid yang lain percaya bahwa Yesus sudah bangkit dari antara orang mati.


Penerapan: Apakah saudara sering pura-pura percaya padahal saudara ragu-ragu, atau bahkan tidak percaya? Kemunafikan saudara akan menyebabkan tidak adanya orang menolong saudara dalam hal itu, tetapi sebaliknya, keterusterangan saudara akan memudahkan saudara-saudara seiman saudara untuk menolong saudara!

2. Tetapi ketidakpercayaan Tomas yang diungkapkan dengan kata-kata seperti itu, juga bisa berakibat negatif terhadap orang-orang lain. Jadi, kalau mau menyatakan ketidak-percayaan, lakukan itu kepada orang-orang yang teguh imannya, bukan kepada orang-orang kristen baru / lemah.

3. Sikap Tomas ini bertentangan dengan banyak ayat Kitab Suci / Firman Tuhan.

Ibr 11:1 - Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.

2Kor 5:7 - “sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat”.

Yoh 11:40 - “Jawab Yesus: ‘Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?’”.

4. Kata-kata Tomas ini menunjukkan betapa keras kepalanya Tomas itu!

Ay 25 akhir: ‘Aku tidak akan percaya’.

NIV: ‘I will not believe’ (= Aku tidak mau percaya).

5. Ini menunjukkan dalamnya kejatuhan Tomas. Ia menjadi seperti orang kafir! Kalau rasul saja bisa jatuh seperti itu, lebih-lebih orang kristen biasa! Karena itu jangan sembarangan menghakimi pada saat saudara melihat orang jatuh!

6. Bagaimanapun juga, ketidakpercayaan Tomas ini adalah sesuatu yang aneh dan keterlaluan, karena:

· ia pasti tahu bahwa dalam Perjanjian Lamapun ada orang-orang yang bangkit dari kematian (1Raja 17:17-24 2Raja 4:18-37 2Raja 13:21).

· ia sendiri melihat Yesus membangkitkan orang mati sebanyak 3 x (Mark 5:21-43 Luk 7:11-17 Yoh 11).

· Pada waktu Yesus mati, banyak orang kudus bangkit dari kubur (Mat 27:52-53).

· Yesus sudah berulang-ulang memberitakan / menubuatkan tentang kematian dan kebangkitanNya (Yoh 2:18-22 Mat 16:21 Mat 17:22-23 Mat 20:18-19 Mat 26:2).

· ada 10 murid laki-laki yang bersaksi bahwa mereka telah melihat Yesus!

III) Sikap / tindakan Yesus.

1) Membiarkan Tomas selama 1 minggu.

a) Ay 26: ‘8 hari kemudian’.

Maksudnya adalah 8 hari setelah ay 19 - “Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: ‘Damai sejahtera bagi kamu!’”.

Hari pertama adalah hari Minggu. 8 hari setelah itu / hari ke 8 setelah itu juga adalah hari Minggu! (bandingkan dengan Yesus yang mati pada hari Jum’at, lalu bangkit pada hari ke 3 yang adalah hari Minggu - itulah cara mereka menghitung hari!). Jadi Yesus membiarkan Tomas selama 1 minggu.

b) Mengapa Yesus membiarkan selama 1 minggu?

1. Untuk memberi kesempatan kepada Tomas untuk bertobat dari ketidak-percayaannya terhadap kebangkitan Yesus. Mungkin selama itu, karena melihat pada sukacita yang ada dalam diri murid-murid yang lain, Tomas bisa berubah dan menjadi percaya. Tetapi ternyata Tomas tetap tidak bertobat.

2. Supaya Tomas merasakan akibat ketidakpercayaannya.

2) Menampakkan diri lagi (ay 26-27).

a) Mereka semua, termasuk Tomas, sedang berkumpul (ay 26).

Ay 26: “Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: ‘Damai sejahtera bagi kamu!’”.

1. Tomas tidak mereka kucilkan. Para murid yang lain ingin menolong Tomas yang sedang jatuh (bdk. Luk 22:32).

2. Ay 26 mirip sekali dengan ay 19, dan memang merupakan pengulangan dari ay 19! Jadi, ini adalah pengulangan ‘warta berita’, khusus untuk Tomas!

b) Yesus menampakkan diri dan mengijinkan Tomas merabaNya.

Ay 27: “Kemudian Ia berkata kepada Tomas: ‘Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tanganKu, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambungKu dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah.’”.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Di sini Tomas diberi mujijat sesuai permintaannya, tetapi ingat bahwa tidak setiap orang yang menginginkan mujijat / bukti lalu diberi mujijat / bukti oleh Tuhan. Bandingkan dengan:

· Luk 16:27-31 - “(27) Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, (28) sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini. (29) Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. (30) Jawab orang itu: Tidak, bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat. (31) Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati.’”.

· 1Kor 1:22-23 - “(22) Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, (23) tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan”.

Karena itu kalau saudara hanya mau percaya kepada Yesus hanya kalau saudara melihat mujijat, sikap itu bisa membawa saudara ke neraka!

2. Kata-kata Yesus dalam ay 27 ini sangat sesuai dengan tuntutan Tomas dalam ay 25b, dan ini menunjukkan bahwa Yesus mendengar kata-kata Tomas itu, dan ini membuktikan bahwa Ia memang hidup.

c) Yesus menghendaki supaya Tomas percaya pada kebangkitanNya (ay 27 akhir).

1. Ay 27 ini merupakan suatu teguran.

Seseorang mengatakan: “to suspend our believing upon our sight is reproof-worthy” (= menggantungkan kepercayaan kita pada penglihatan adalah sesuatu yang layak dicela).

2. Yesus tidak menegur dengan keras, tetapi dengan lemah lembut. Ini adalah sesuatu yang harus kita tiru dalam menghadapi orang yang jatuh!


Matthew Henry: “He will not break the bruised reed, but, as a good shepherd, gathers that which was driven away, Ezek. 34:16. We ought thus to bear the infirmities of the weak, Rom. 15:1-2.” [= Ia tidak akan memutuskan buluh yang patah terkulai (Yes 42:3), tetapi, seperti seorang gembala yang baik, mengumpulkan domba-domba yang hilang / tersesat, Yeh 34:16. Demikianlah kita harus menanggung kelemahan dari orang-orang yang lemah, Ro 15:1-2].

3. Ini menunjukkan betapa pentingnya kepercayaan pada kebangkitan Yesus!

IV) Reaksi Tomas.

Tomas percaya dan menyebut Yesus ‘Tuhanku dan Allahku’.

Ay 28: “Tomas menjawab Dia: ‘Ya Tuhanku dan Allahku!’”.

Ada orang-orang yang menganggap bahwa kata-kata ini sekedar merupakan kata-kata yang terlontar karena kaget. Penafsiran ini sering dipaksakan kepada ayat ini untuk menghindari keilahian Yesus. Tetapi penafsiran ini pasti salah. Alasannya:

1) Kebiasaan mengatakan ‘Ya Allah’ pada waktu kaget merupakan kebiasaan banyak orang / bangsa, tetapi jelas bukan kebiasaan orang-orang Yahudi, yang takut terhadap hukum ke 3 dari 10 hukum Tuhan.

2) Kata-kata karena kaget pada dasarnya tidak ditujukan kepada siapa-siapa, tetapi di sini Tomas jelas menujukannya kepada Yesus.

Ay 28: ‘Tomas menjawab Dia.

NASB / Lit: ‘Thomas answered and said to him (= Tomas menjawab dan berkata kepada Dia).

3) Yesus pasti tidak akan mengucapkan ay 29 terhadap orang yang melanggar hukum ke 3 tersebut.

Ay 29: “Kata Yesus kepadanya: ‘Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.’”.

Jadi, dengan kata-kata itu:

a) Tomas mengakui Yesus sebagai Tuhan (bdk. Ro 10:9 1Kor 12:3).

b) Tomas mengakui Yesus sebagai Tuhan / Allah.


Adam Clarke: “The resurrection from the dead gave them the fullest proof of the divinity of Christ” (= Kebangkitan dari orang mati memberikan mereka bukti yang paling penuh tentang keilahian dari Kristus).

Ro 1:4 - “dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitanNya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita”.

c) Ia mengakui Yesus sebagai ‘Tuhanku dan Allahku!


Penerapan: apakah saudara mengakui Yesus sama seperti ini?

V) Kata-kata Yesus (ay 29).

1) Ay 29a: ‘karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya’.

a) Sebetulnya murid-murid lainpun juga begitu (bdk. ay 8 Luk 24:9-11).

b) Mengapa disebut ‘percaya’ padahal sudah melihat? Bandingkan dengan:

· 2Kor 5:7 - “sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat”.

· Ibr 11:1 - “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”.


Illustrasi: kalau saya berkata kepada saudara bahwa saya mempunyai uang 1 milyar, dan saudara percaya hanya berdasarkan kata-kata saya itu, maka saudara memang percaya kepada saya. Tetapi kalau saya menunjukkan surat deposito dari bank atas nama saya dengan jumlah 1 milyar, dan saudara percaya akan hal itu, apakah itu bisa disebut ‘percaya’? Rasanya tidak. Itu bukan ‘percaya’, tetapi ‘tahu’.

Lalu mengapa Tomas tetap disebut percaya, sekalipun sudah melihat? Calvin menjawab: karena ia percaya bukan sekedar karena melihat, tetapi karena setelah Allah yang membangunkan dia dari ‘tidur’nya, ia ingat pada ajaran / Firman Tuhan yang tadinya hampir ia lupakan.

Mungkin bisa ditambahkan bahwa kalaupun seseorang melihat Yesus bisa saja ia tetap tidak percaya, dan menganggapNya sebagai hantu / setan dan sebagainya. Jadi memang tetap dibutuhkan pekerjaan Allah supaya Tomas bisa percaya.

2) Kata-kata Yesus dalam ay 29a, secara implicit menunjukkan bahwa Ia menerima pengakuan Tomas pada ay 28, dan ini membuktikan bahwa Yesus memang adalah Tuhan dan Allah sendiri!

Memang, kalau Yesus bukan Tuhan / Allah, tetapi tidak menegur Tomas, dan sebaliknya mau menerima pengakuan Tomas tentang diriNya sebagai Tuhan dan Allah, maka Ia betul-betul adalah orang brengsek! Yang mana yang saudara percayai, ‘Yesus adalah Tuhan / Allah’, atau ‘Yesus adalah orang brengsek’?

3) Ay 29b: ‘Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya’ (bdk. 1Pet 1:8).

Barnes’ Notes: “Many now are unwilling to believe because they do not see the Lord Jesus, and with just as little reason as Thomas had. The testimony of those eleven men - including Thomas who saw him alive after he was crucified; who were willing to lay down their lives to attest that they had seen him alive; who had nothing to gain by imposture, and whose conduct was removed as far as possible from the appearance of imposture, should be regarded as ample proof of the fact that he rose from the dead” (= Sekarangpun banyak orang tidak mau percaya karena mereka tidak melihat Tuhan Yesus, dan dengan alasan yang sama sedikitnya seperti yang dipunyai Tomas. Kesaksian dari 11 orang itu, termasuk Tomas, yang melihatNya hidup setelah Ia disalibkan; yang rela untuk meletakkan / menyerahkan nyawa mereka untuk menegaskan bahwa mereka telah melihatNya hidup; yang tidak mendapatkan keuntungan apa-apa oleh penipuan seperti ini, seharusnya dianggap sebagai bukti yang cukup tentang fakta bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati).

Adalah sesuatu yang alamiah kalau manusia ingin melihat seperti Tomas. Tetapi, bagaimanapun juga, keinginan ini tidak cocok dengan kata-kata Yesus dalam ay 29b ini!

Matthew Henry: “he never showed himself alive after his resurrection to all the people, Acts 10:40-41. We should have said, ‘Let his ignominious death be private, and his glorious resurrection public.’ But God’s thoughts are not as ours; and he ordered it that his death should be public before the sun, by the same token that the sun blushed and hid his face upon it. But the demonstrations of his resurrection should be reserved as a favour for his particular friends, and by them be published to the world, that those might be blessed who have not seen, and yet have believed” (= Ia tidak pernah menunjukkan diriNya sendiri hidup setelah kebangkitanNya kepada seluruh bangsa, Kis 10:40-41. Kita seharusnya berkata: ‘Hendaklah kematianNya yang memalukan / hina bersifat rahasia / tidak terbuka untuk umum, dan kebangkitanNya yang mulia bersifat umum’. Tetapi pikiran Allah bukan pikiran kita; dan Ia menetapkan / mengaturnya bahwa kematianNya harus bersifat umum di depan matahari, begitu pula bahwa matahari menjadi malu dan menyembunyikan wajahnya terhadapnya. Tetapi demonstrasi dari kebangkitanNya harus dibatasi sebagai suatu kebaikan untuk sahabat-sahabatNya yang khusus, dan oleh mereka dipublikasikan kepada dunia, supaya mereka yang tidak melihat tetapi percaya, bisa diberkati).

Kis 10:40-41 - “Yesus itu telah dibangkitkan Allah pada hari yang ketiga, dan Allah berkenan, bahwa Ia menampakkan diri, bukan kepada seluruh bangsa, tetapi kepada saksi-saksi, yang sebelumnya telah ditunjuk oleh Allah, yaitu kepada kami yang telah makan dan minum bersama-sama dengan Dia, setelah Ia bangkit dari antara orang mati”.

Setelah kebangkitanNya Yesus memang menampakkan diri hanya kepada relatif sedikit orang, paling banyak 500 orang (1Kor 15:6). Mengapa Ia tidak menampakkan diri kepada Pontius Pilatus, Herodes, para tentara Romawi, orang-orang Farisi, ahli-ahli Taurat, imam-imam, Sanhedrin / Mahkamah Agama, masyarakat Yahudi, atau singkatnya kepada dunia? Bukankah kalau Ia melakukan hal itu semua menjadi Kristen? Ia tidak melakukannya, karena Ia tidak ingin manusia percaya setelah melihat. Ia ingin manusia percaya sekalipun tidak melihat. Kita harus percaya hanya berdasarkan pemberitaan Firman Tuhan.

Saudara tidak pernah melihat Yesus. Tetapi saudara mendengar tentang Dia, kematianNya, kebangkitanNya, dari Kitab Suci / Firman Tuhan. Maukah saudara percaya, sekalipun tidak melihat?

-AMIN-

1 komentar:

Silahkan berikan komentar anda dan jangan lupa mencantumkan nama dan kota.propinsi tempat anda berdomisili. Misalnya : Yutmen (Jogja)